Cegah Bullying di Sekolah, Dosen Psikologi UMBY Gelar Psikoedukasi Kader Sebaya Ceria
17/09/2024 2024-09-17 10:53Cegah Bullying di Sekolah, Dosen Psikologi UMBY Gelar Psikoedukasi Kader Sebaya Ceria
Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) yang diwakili oleh Ratri Pratiwi, S.Psi., M.A dan Jelang Hardika, S.Psi., M.Psi., Psikolog bekerja sama dengan Yayasan Nawakamal yang diwakili oleh Aspi Kristiati, S.KM., M.A., Maryama Nihayah, S.Psi., M.A., dan Kuni Aisyah Habibah, S.Psi. mengadakan kegiatan orientasi program “Sekolah Ceria” Psikoedukasi Kader Sebaya Ceria.
Orientasi program “Sekolah Ceria” dilaksanakan di SMP N 3 Sentolo pada hari Kamis, 8 Agustus 2024 yang diikuti oleh 40 orang perwakilan siswa dan 5 orang guru. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader sebaya dalam memberikan edukasi kepada teman sebaya tentang perundungan melalui Pelatihan Kader Sebaya Ceria.
“Peningkatan kasus perundungan di sekolah menjadi perhatian yang penting bagi berbagai pihak. Sehingga perlu adanya kegiatan yang melibatkan siswa, guru dan pihak terkait dalam mengatasi, mengelola serta mencegah kasus perundungan di sekolah. Salah satunya dengan inisasi kader sebaya,” ujar Ratri Pratiwi, selaku ketua tim PkM.
Materi perundungan/bullying disampaikan oleh Maryama Nihayah, S.Psi., M.A., menjelaskan apa itu bullying, bentuk-bentuknya, serta cara pencegahannya. Peserta diajak untuk mendefinisikan, memberikan contoh perilaku perundungan dan dampak perundungan yang terjadi disekitar mereka. Peserta menunjukkan telah memiliki pemahaman untuk melaporkan dan melawan pelaku apabila menjadi korban perundungan. Selain itu, peserta memahami bahwa tindakan perundungan dapat berakibat fatal, seperti menyebabkan korban bunuh diri atau cedera serius akibat kekerasan fisik, gangguan psikologis seperti depresi.
Materi kedua, disampaikan oleh Kuni Aisyah Habibah, S.Psi, menjelaskan terkait respon dan pertolongan psikologis yang diberikan melalui pengamatan pada kasus perundungan terhadap korban dan pelaku sebelum mengambil tindakan. Materi ketiga yang disampaikan oleh Aspi Kristiati, S.KM., M.A., peserta diajarkan cara mendengarkan dan menanggapi teman yang bercerita tentang masalahnya. Peserta diajak untuk role play menjadi pendengar yang baik. Selain itu peserta diajak menggunakan gambar sesuai dengan kreatifitas peserta untuk memetakan kepada siapa saja orang terdekat dan instansi apa saja yang dapat menjadi tempat melaporkan kasus perundungan.
Pada akhir kegiatan, peserta diminta untuk mengekspresikan kreativitas mereka terkait kampanye stop perundungan/bullying, khususnya di lingkungan sekolah. Peserta menggunakan berbagai media seperti poster dan video TikTok sebagai bentuk kampanye stop perundungan.
“Penting untuk kita menyadari bahaya dari bullying. Dengan kegiatan ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kesadaran dan mampu memfasilitasi teman sebaya saat mengalami perilaku bullying,” tegas Drs. Sudaryanto, Kepala SMP Negeri 3 Sentolo.
Salah satu peserta kegiatan, Dwito, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangan bermanfaat dan dibawakan dengan cara yang menyenangkan. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi awal terbentuknya kader sebaya bagi siswa yang mengalami perundungan, sehingga dapat menjadi contoh bagi sekolah lain.