UMBY dan Universiti Pendidikan Sultan Idris Malaysia adakan Kampanye Kesadaran Kesehatan Mental untuk Sekolah-Sekolah di Malaysia dan Indonesia

ed-1-7
Berita

UMBY dan Universiti Pendidikan Sultan Idris Malaysia adakan Kampanye Kesadaran Kesehatan Mental untuk Sekolah-Sekolah di Malaysia dan Indonesia

Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) Indonesia dan Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia mengadakan kampanye kesadaran mental melalui webinar pada Sabtu, 22 Mei 2021. Kegiatan ini diikuti oleh para guru bimbingan konseling, wali atau orang tua siswa sekolah, pengelola Unit Kesehatan Sekolah (UKS), dan mahasiswa-mahasiswi dari Indonesia dan Malaysia. Kegiatan kampanye kesehatan mental di sekolah ini merupakan bagian dari kerjasama UMBY dan UPSI untuk pengabdian kepada masyarakat yang diinisiasi oleh tiga dosen Fakultas Psikologi UMBY, Ainurizan Ridho R, M.Psi., Psikolog, Ratri Pratiwi, M.A, dan Rahimmatussalisa, M.A. Kegiatan yang dilakukan secara daring ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang kesehatan mental, periode krisis masa remaja dan keterampilan kemampuan PFA (Psychological First Aid) untuk para guru sekolah dan mahasiswa.

            Kegiatan Join Community Service UMBY dan UPSI Malaysia ini diketuai oleh Ainurizan Ridho, M.Psi., Psikolog dari UMBY dan Prof. Madya Dr. Norwaliza Abdul Wahab dari UPSI. Dalam sambutannya, Prof. Madya Dr. Abdul Rahim Razali selaku Dekan Fakulti Pembangunan Manusia, UPSI Malaysia menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting yang dapat membantu individu dalam mengatasi stress. Prof. Abdul Rahim Razali juga berharap bahwa kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan publikasi bersama dan pertukaran mahasiswa.  Sementara itu, Dekan Fakultas Psikologi UMBY, Reny Yuniasanti, M.Psi., Psikolog menyatakan bahwa kesehatan mental menjadi perhatian khusus terutama pada masa pandemi ini. Dekan Psikologi UMBY juga menyampaikan juga berharap aktivitas ini dapat menjadi langkah awal untuk memberikan manfaat lebih luas baik bagi Indonesia maupun Malaysia.

Prof. Madya Dr Shamsiah Binti Mohd Jais selaku pembicara pertama menegaskan kembali tentang definisi kesehatan mental dan gejala-gejala kesehatan mental yang harus diwaspadai terutama di lingkungan sekolah maupun kampus. Perkuliahan yang dilakukan secara daring memunculkan berbagai permasalahan terutama masalah interaksi di kampus misalnya munculnya hambatan mahasiswa untuk mengenal satu sama lain karena mahasiswa lebih memilih untuk mematikan kamera selama perkuliahan daring. Selain itu, permasalahan-permasalahan yang lain juga muncul terkait perkuliahan daring di masa pandemi seperti FOMO (Fear of Missing Out) yang membuat mahasiswa dan dosen memerlukan strategi coping tertentu.

            Pembicara kedua dr. Fiddina Mediola, Sp.Kj yang merupakan direktur RSK Puri Nirmala dan seorang peneliti memaparkan mengenai perkembangan kognitif, moral dan sosial, serta permasalahan yang dihadapi remaja di masa kini. Sedangkan pembicara ketiga, Ainurrizan Ridho, R. M.Psi., Psikolog memaparkan mengenai Psychological First Aid (PFA) atau Pertolongan Psikologi Pertama untuk diterapkan di sekolah-sekolah. Prinsip-prinsip PFA yang dapat diterapkan oleh guru di sekolah adalah ‘listen, protect, dan connect’ serta ‘model and teach’. Guru diharapkan mampu mendengarkan (listen) secara aktif dan memberi perhatian pada siswa yang mengalami kejadian traumatis serta mampu menjadi tempat yang aman bagi siswa untuk mencurahkan permasalahan fisik maupun psikis yang dialami (protect). Guru juga dapat menjalankan peran dalam membangun kembali hubungan sosial siswa dan mendampingi siswa yang mengalami permasalahan psikis akibat kejadian taumatik  agar bangkit kembali (connect). Sedangkan prinsip ‘model and teach’ menuntut guru menjadi teladan atau ‘role model’ bagi siswa sehingga cara seorang guru menghadapi permasalahan dan bersikap akan menjadi contoh bagi siswa.